Sugeng Rawuh

Kamis, 07 Mei 2015

RASA YANG TERTINGGAL Part 2 (APA ITU CINTA….?)


Hari berganti hari tak terasa kini Rani duduk dibangku kelas 8B, begitu juga dengan Maha. Rani tidak tahu apa yang telah terjadi pada dirinya.  Rani berusaha mencari tahu mengapa ia bisa berubah, ketakutannya kepada laki – laki berubah menjadi keberanian tapi kenapa hanya kepada satu orang yaitu Maha?. Apalagi setelah ujian kenaikan kelas, Maha dan Rani berada di kelas yang berbeda saat ujian, hal ini membuat Rani merasakan ada yang hilang dan ada yang kurang.  Tetapi Rani tetap menyangkal perasaannya kepada Maha, Ia masih tidak percaya bahwa ia telah jatuh cinta dengan Maha.
            Seperti biasa, pagi – pagi sekali Rani sudah duduk sambil membaca – baca buku di bangku paling depan, sesekali ia melihat kearah parkiran, sepertinya ia tidak sadar jika setiap pagi Rani selalu menunggu kedatangan Maha. Senyumpun mengambang diwajahnya setelah melihat sosok yang ditunggunya telah datang. Rani hanya bisa terdiam melihat Maha melintas dihadapannya, seakan mulut ini terbungkam saat melihatnya. Tetapi tidak lama kemudian Maha menghampiri Rani.
Maha : “Lagi baca apa sih Ran, serius amat ?”
Rani : “Oh ini, Cuma mastikan aja, PR B.Indonesia kemaren masih ada yang salah gak?”
Maha : “Oh gitu, Eh Ran, kelas sebelah udah ada tugas bikin drama Ran dari Bu. Endang, Kok kelas kita belum yaa?”
Rani : “Ya mungkin nanti Ha, kan jadwal kita B.Indonesia baru hari ini ! kenapa emang ?”
Maha : “Gag sabar aja, pasti seru kalo ada tugas bikin drama ! nanti kalo misalnya ada, kamu satu kelompok sama aku ya..!”
Mendengar jawaban dari Maha jantung Rani seakan mau copot, pikirannya sudah mulai kemana – mana, senang pastinya, tapi apakah ia bisa berhadapan dengan Maha dalam sebuah drama? Bagaiman kalo ia tidak dapat mengontrol perasaannya?
Maha : “Ran, gimana ? malah bengong!”
Rani menjawab pertanyaan Maha hanya dengan senyuman.
Maha : “Tu kan, lagi – lagi tersenyum, Kalo kamu senyum berarti aku anggap jawabannya adalah ‘YA’, pokoknya nanti aku sama kamu.”
            Ternyata benar, Bu Endang memberi tugas membuat drama, kali ini tidak seperti tahun kemaren yang masih ada Icha, Tia dan Okta. Okta sudah pindah ke Bekasi sedang Rani sudah lama tidak sepemikiran lagi dengan Tia dan Icha. Kali ini Rani satu kelompok  bersama Maha, Ami, Astri, Adi dan Tio. Bukan hanya di kelompok B.Indonesia saja, bahkan mereka sering belajar bersama kadang di ruman Ami, kadang di rumah Maha, dan kadangpula di rumah Rani.  Maha yang duduk di belakang Rani menepuk pundak Rani, seolah – olah mengingatkan Rani untuk memasukkan Maha kedalam kelompoknya. Kehangatan tangan Maha saat menepuk pundak Rani seakan membuat Rani mengerti maksud Maha, tapi Rani malah menepuk pundak Maha dengan penggaris setelah Bu.Endang keluar dari kelas.
Ami : “Sudah..sudah, kalian ini selu berantem aja,,!” tegas Ami kepada Maha dan Rani
Astri : “Ran benci itu tidak jauh dari cinta lo” Astri mengingatkan Rani.
            Bel istirahat berbunyi, Maha, Adi dan Tio keluar kelas. Sedang Ami, Astrid an Rani masih didalam kelas, membicarakan drama apa yang nanti akan mereka buat.
Rani : “Aku punya ide, tapi ntar kalian yang bikin dialognya gimana?”
Ami : “Gampang, emangnya idenya gimana?”
Rani : “Jadi gini , kita kan berenam berarti harus melibatkan 6 tokoh, 2 tokoh utama, tapi ntar ada yang peran dobel soalnya dramanya pake alur maju gimana?”
Astri : “Kalo aku sih ok..ok aja,trus dramanya tentang apa nih?”
Rani : “Kita bikinnya kayak yang di TV aja, Cuma mungkin ada beda dikit. Ceritanya tentang cinta pertama seseorang pelayan restoran denga anak orang kaya gimana? Ntar aku tulis sinopsisnya, kalian yang bikin scenarionya?!”
Ami : “Ya udah kita bahas nanti lagi, istirahat yuk,, laper nih..!”
            Dalam perjalan ke kantin Rani memikirkan cerita drama yang akan ia tampilkan. Rani berharap teman – temannya mengerti keinginan Rani, Rani ingin menjadi Tokoh utama dengan Maha yang mempunyai cinta pertama namun karena keadaan dan tuntutan orang tua mereka harus berpisah. Meskipun berpisah tapi akhirnya mereka bertemu lagi dengan sisa – sisa cinta pertama mereka.  Sepanjang perjalanan Rani senyum – senyum sendiri sambil mambayangkan bagaimana drama nanti jadinya. Tapi tiba – tiba senyumnya terhenti saat melihat Maha yang berdiri tepat di depannya.
Rani : “Astagfirullah,, kamu ini bikin kaget aku aja.., bisa minggir gak, aku mau lewat nih,,,”
Maha : “Lewat situ kan bisa..!”
Rani pun melangkah selangkah ke kanan, tapi Maha malah mengikuti Rani selangkah ke kanan. Ranipun gugup bila harus berdiri berhadapan dengan Maha. Untuk menutupi perasaannya, Rani marah. Tetapi sebenarnya Rani merasa sangat senang.
Rani : “Sengaja ya, minggir gak, kalo gak minggir kamu gak bisa satu kelompok drama sama aku.” Ancam Rani kepada Maha, meskipun ia sebenarnya tidak ingin Maha bergabing dengan kelompok lain.
Maha : “Silahkan tuan Ratu…!” begitu sapa Maha sambil membungkukkan badannya.
Seketika pipi Rani memerah. Dan berlari menyusul Astri dan Ami di kantin.
Ami : “Lama banget, kemana aja?” tanya Ami kepada Rani
Rani : “Biasa, si Maha lagi jahil lagi, sebel deh, kenapa gitu sehari saja gak kejahillin aku bisa gak?”
Ami : “Tapi kamu suka kan di jahilin ma Maha?” bisik Ami kepada Rani.
Rani : “Kamu nih, mulai deh, mana ada orang yang suka dijahilin setiap hari!”
Astri : “Dia kali yang suka ma kamu Ran ?”
Rani : “Ini lagi malah yang nggak – nggak, mana mungkin Maha suka ma aku!”
Ami : “Iya bener tuh, buktinya aja sebelum kita gabung satu kelompok sama kamu, kamu udah satu kelompok sama dia kan? Udah gitu setiap ada tugas dia selalu sama kamu, dia ngejahilin kamu tuh buat cari perhatian ke kamu ja..!”
Rani : “Tapikan gak gitu juga kali Mi, yang ada aku malah tersiksa..!”
Rani minum teh dan hatinya berkata memang benar – benar menyiksa, hati ini selalu bedebar lebih kencang saat menatapnya, saat berdiri didepannya, ada apa sebenarnya denganku? Aku belum pernah merasakan apa yang aku rasakan sekarang.
Astri : “Mi , ntar bahas dramanya dirumahmu aja ya!”
Ami : “Ya , jam berpa?”
Rani : “Jangan malam – malam, aku gak berani pulang sendiri .!”
Astri : “Kan ada Maha yang selalu siap temeni kamu pulang?”
Rani : “Gak ah, gak enak ma dia.”
Ami : “Ya udah jam 3 sore aja, hari ini kan kita pulang siang, jadi bisa negrjakan sorenya, tapi giman Ran sinopsisnya ?”
Rani : “Beres..!”
            Bel sekolah berbunyi tanda pelajaran hari ini sudah selesai, Ami membertahu Maha, Adi dan Tio untuk berkumpul di rumah Ami jam 3 sore. Seperti biasa mereka berkumpul di rumah Ami, hanya Rani yang datang lebih awal, Rani menceritakan semua yang terjadi padanya hari ini, termasuk apa yang ia rasakan kepada Maha.
Ami : “Udahlah Ran akui aja, kamu suka kan ma Maha, jangan bohongi hati kamu sendiri?”
Rani : “Gak tau juga Mi, aku masih gak yakin sama apa yang aku rasain! Biar waktu aja yang menjawab semuanya.”
            Belum selesai curhat, Maha, Adi dan Tio datang, disusul Astri. Ami menyiapkan es jeruk dan camilan untuk teman – temanya. Rani sibuk membaca sinopsisnya.
Maha : “Apa tu Ran,, pinjam Ran..” Maha mengambil kertas yang tengah di baca Rani.
Rani : “Kamu nih gak sopan deh, gak lihat ya kalo masih saya baca..!”
Kemuadian Rani membagikan fotocopian sinopsisnya kepada teman – temannya.
Maha : “Belum ada judulnya ya ?”
Rani : “Iya ini masih sinopsis saja, nanti kalian bikin scenarionya, sekalian judulnya !”
Ami : “Ini tentang cinta pertama ya?”
Rani : “Iya, jadi ceritanya ada gadis remaja yang putus sekolah katakan saja namanya Wulan. Demi kelangsungan hidupnya ia harus bekerja karena dia hidup sebatang kara. Suatu ketika tidak sengaja Wulan bertemu dengan pemuda anak orang kaya sebut saja namanya Farel, dan Farel jatuh cinta pada Wulan, dan ini pertama kalinya Farel  tertarik pada perempuan, tapi karena Wulan miskin orang tua Farel yang kaya tadi melarang Farel  bergaul dengan Wulan  apalagi sampai jatuh cinta. Orang tua Farel takut kalau pergaulannya dengan Wulan akan mengganggu pendidikannya Farel, apalagi Farel akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Tapi Farel tidak bisa meninggalkan Wulan. Semakin hari rasa cinta Farel kepada Wulan semakin kuat. Menyadari hal itu, orang tua Farel mengirim Farel ke Jerman utnuk melanjutkan pendidikannya disana. Begitu dengan Wulang dipaksa oleh ibunya Farel untuk meninggalkan Farel dan pergi jauh dari Farel. Tapi setelah beberapa tahun kemudian Farel bertemu Wulan yang telah berubah. Kini Wulan menjadi direktur sebuah perusahaan dari mertuanya. Suami Wulan meninggal saat Kevin (anak Wulan) masih berusia 1 tahun.  Meskipun Wulan tetah memiliki kehidupan baru, Farel tetap menyimpan rasa kepada Wulan, begitu juga dengan  Wulan yang selalu ada nama Farel dalam hatinya. Orang tua Farelpun akhirnya sadar, bahwa kekayaan bukanlah segalanya setelah ia mengalami kecelakaan dan meminta maaf kepada Wulan. Kali ini Ibu Farel tidak akan melakukan kesalahan lagi, ia akhirnya merestui hubungan Wulan dan Farel utnuk menikah.” Rani menjelaskan panjang lebar sinopsisnya kepada teman- temannya.
Tio : “Sebetulnya ceritanya terlalu familiar, tetapi karena kita hanya punya waktu dua minggu, ya udah aku setuju pake ini.”
Adi : “Gak jelek juga kok ceritanya, tergantung kita nanti gimana menampilkannya.”
Maha : “Judulnya ‘First Love Forever ‘ aja biar keren gitu..!”
Astri : “Mentang mentag jago B.Inggris.”
Ami: “Ya sudah, judulnya First Love Forever. Aku yang nentukan tokohnya dan gak boleh ada yang protes.”
            Karena Ami mengetahui perasaan Rani kepada Maha, Ami memtuskan Maha jadi Farel dan Rani jadi Wulan. Adi jadi temen Wulan dan Farel ketika jadi pelayan di restoran dan juga berperan sebagai Farel dewasa, dan Ami sama Tio jadi orang tua Farel. Dan Astri jadi narrator sama jadi Wulan dewasa. Dan yang jadi Kevin adalah Maha. Mendengar keputusan Ami, Rani sangat senang sekali. Dan yang lainnya mengikuti. Tidak terasa hari mulai gelap.  Rani pamit kepada teman – temannya untuk pulang duluan, belum jauh Rani dalam perjalanan tiba – tiba Maha menyusul dari belakang.
Maha : “Ran, udah adzan nih, sholat dulu yuk, di depan ada Masjid.!”
Karena tidak bisa menolak ajakan Maha, dan tampaknya sudah waktunya sholat maghrib Rani berhenti untuk menunaikan sholat berjama’ah begitu juga dengan Maha.
            Rani benar – benar bingung dengan apa yang terjadi padanya? Di hadapan Maha, Rani selalu ingin menjadi yang terbaik diantara terbaik. Selalu ada bahagia setiap ada Maha. Suaranya, pandangan matanya selalu menggetarkan hatinya, membuatnya uaranya, pandangan matanya selalu menggetarkan hatinya, membuatnya berdebar lebih kencang dari biasanya. Sehari saja tak mendengar suaranya, dunia seakan tiada berpenghuni kecuali hatinya yang selalu sepi tanpa Maha.  Apakah ini cinta …?

Rabu, 06 Mei 2015

RASA YANG TERTINGGAL Part 1 (ANTARA TAKUT DAN BENCI)


Hangatnya sinar mentari seolah membangunkan Rani dari mimpi indahnya. Seperti indah mimpinya, Rani berharap hari ini akan lebih indah dari hari biasanya, karena tepat  17 tahun yang lalu di hari yang sama Rani dilahirkan ke dunia ini dan diberi nama Nanda Maharani.  Sejenak Rani merenung dan berdo’a kepada sang Maha Cinta . Rani memang suka bunga, apalagi coklat tapi bukan itu yang ingin Rani dapatkan disaat ulang tahunnya.  Rani hanya ingin membebaskan hatinya dari jeratan cinta yang tak pernah tersampaikan.  Sudah 6 tahun hatinya tersiksa karena cinta pertamanya. Rasa perih saat merindukan little princenya , rasa sakit saat tak mampu mendengar suaranya, namun hanya bisa melihat selembar foto yang melekat dalam buku dayri.
4 Tahun yang lalu (JULI 2010)
Saat Rani duduk dibangku kelas VII SMP, Rani adalah seorang yang sangat takut dan benci dengan laki-laki. Rasa takut dan benci itu muncul karena  Ayahnya yang selalu melampiaskan kemarahannya dengan kekerasan  kepada ibu dan  keempat saudarinya mekipun tidak melukai tubuh mereka, tapi sangat melukai hati mereka dan membuat Rani takut  dan benci akan laki - laki.  Karena rasa takut dan bencinya kepada laki – laki  itulah kebanyakan dari teman Rani adalah perempuan. Rani tak mampu mendekati laki – laki, setiap melihat laki – laki seakan akan Rani melihat Ayahnya.
Hampir disetiap pelajaran dibentuk kelompok belajar, setiap kelompok dibagi rata ada murid laki-laki dan ada murid perempuan.      Kelompok belajar ditentukan oleh masing – masing guru matapelajaran. Rani masih belum bisa menata emosinya dimana disaat ia di rumah dengan Ayahnya ataupun dia berada disekolah . Karena ketakutan dan kebencian Rani selalu bertindak tidak adil kepada teman laki –lakinya, agar mereka mengundurkan diri dari kelompok. Lama kelamaan gerak gerik Rani ketahuan oleh Tia teman sekelompoknya Rani dan juga teman terdekatnya.
“Kali ini aku punya solusi buat kamu Ran, dan kali ini kamu gak boleh lagi kasar ma dia, aku jamin kamu bakalan takut atau benci lagi ma dia, dia temenku SD, anaknya pinter, dan baik kok .”  saran Tia
“Terserah kamulah ya, Aku udah berusaha semampuku untuk tidak takut dan membenci dengan laki-laki, tapi selalu saja ada alasan untuk aku membenci ataupun takut.” Dengan senyum jadi – jadian Rani berusaha menahan rasa takut dan bencinya.
Keesokan harinya di kelas 7B dibangku kelompok 1 nampak kosong 1 kusri …
“ Ran, aku sudah bilang sama Bu Endang kalo mulai hari ini Maha gabung dengan kelompok kita.” Kata Tia
“Tapi Aku masih takut dan benci ya..” jawab Rani
“Kamu tenang aja Ran, dokter Tia siap menyembuhkan rasa takut dan benci Rani, Tia akan selalu disamping Rani.” Jelas Tia
“Makasih ya udah ngertiin Aku, saat ini mungkin semua orang menilaiku selalu jahat kepada laki – laki, cuma yang ngertiin perasaanku. ” kata Rani
“Eh..eh.. tuh Maha datang” seru Tia sampil menepuk bahu Rani.  Rani memang sudah tidak asing dengan Maha, karena Maha adalah teman sekelasnya juga, hanya saja beda kelompok.
 “Pagi teman - teman” sapa Maha kepada kelompok 1.
 “Eh.. Ha, dulu kamu temen SD Tia ya” Tanya Okta Penasaran kepada Maha.
 “Bukan hanya temen SD, dari TK udah sekelas ma Tia,, eee sekarang SMP sekelas lagi udah gitu sekelompok lagi.” Jawab Maha sambil menyenggol Tia dengan sikunya seolah – olah mereka reunian.
“Kamu kan dulu suka ma aku makanya kamu ngikutin aku kemana aja aku pergi !” jawab Tia tidak mau kalah
Rani hanya diam mendengarkan teman-temanya yang nampaknya mulai akrab denga anggota barunya itu. “ Paling bentar lagi juga tanya PR, udah ngerjain belum ? penjem doonkkk!” gumam Rani dalam hati sambil mengoreksi PR B.Indonesia membuat puisi dari Bu Endang
“Ya PRku dari Bu Endang mana, kemaren kamu pinjem kan?” tanya Maha kepada Tia yang mengundang perhatian Rani. Ternyata tebakan Rani terhadap Maha salah.
“Pagi anak – anak !” sapa Bu Endang ketika masuk kelas
“Untuk mengawali pelajaran hari ini, tugas membuat puisi minggu lalu silahkan dikumpulkan kedepan !” seru Bu Endang.
Satu persatu Bu Endang mengecek tugas murid – muridnya itu, dan memanggil satu persatu untuk membaca puisi didepan kelas.
“Maha ! silahkan baca puisimu didepan !” seru Bu Endang!
“Ya Bu” Jawab Maha
Penantian Yang Tiada Henti
Malam yang begitu mnecekam
Tiada bintang tiada pula bulan
Wahai langit dimanakah kau sembuyikan mereka
Hanya ada semilir angin yang mengantar tidurku
Sendiri…..
Berharap seseorang datang menyelimuti tubuh ini
Berharap seseorang mencium kening penghantar tidur
Berharap seseorang mengucapkan “Selamat Malam”
Tapi……
Hanya bayanganmulah yang selalu
Mengantarku bertemu mimpi indahku
Sementara Maha membaca puisi, Rani mulai memperhatikan isi puisi Maha dan nampaknya memahami isi dari puisi Maha. Seorang anak yang merindukan akan kasih saying seorang Ibu.
“Bagus ya puisinya  , menjiwai banget bacanya, tapi aku rada bingung maksud puisinya, Apa sih maksudnya” Tanya Icha
“Tu maksudnya dia kangen sama Ibuknya” jawab Tia
“Emang Ibuknya kemana?” Tanya Okta
“Maha dari kecil tinggal sama Ayahnya dan adik laki – lakinya yang masih kelas 1 SD, dari kecil  Maha ditinggal Ibunya sejak kelas 5 SD, sejak saat itu Maha menggantikan peran Ibu untuk adiknya. Menyiapkan sarapan sebelum berangkat, mencuci baju, strika, dan pekerjaan rumah lainnya. Ayahnya jarang pulang karena ada dinas diluar kota.” Jelas Tia
Rani semakin terkesan dengan laki – laki yang baru saja bergabung dengan kelompok belajarnya mendengar cerita Tia.
“Gimana Ran, untuk yang satu ini apa kamu juga takut dan benci ?” bisik Tia kepada Rani
“Liat aja nanti, belum ada sehari di kelompok kita.” Jawab Rani
Mahapun selesai membaca puisinya dan kembali ke bangkunya.
“Waaaahhh Ha pinter juga kamu bikin puisinya ! pengalaman pribadi yaa ??!” Seru Icha kepada Maha
“Biasa aja kali, kamu aja yang baru tau..! hehehe” jawab Maha
“Ya iyalah inikan tugas pertama kita bikin puisi” jawab Okta mencoba membela Icha
“Makin pinter aja kamu Ha..!” Tia memuji Maha
“Emmm Ran, dari tadi kamu diam aja, kenapa? Sakit ya ?” Tanya Maha kepada Rani.
Maha mulai penasaran dengan Rani yang sejak tadi hanya diam. Tapi Rani hanya tersenyum. Sepertinya kali ini hati Rani benar – benar luluh dengan Maha. Ada begitu getaran yang belum pernah terjadi dalam hatinya. Seakan dia telah melawan rasa bencinya, yang tersisa hanyalah rasa takutnya. Tapi kali ini takutnya berbeda dengan sebelumnya. Rani takut kalau ia nanti akan jatuh cinta dengan Maha. Apa yang harus ia lakukan ?


Jumat, 28 November 2014

Hadiah Untuk Bunda

Panasnya matahari tak sepanas hati Imah utnuk bertemu dengan Bundanya. Meski banyak kertas-kertas diatas meja kerja yang harus diselesaikan, tidak menghentikan langkah kaki imah untuk pulang hari itu. Sebetulnya meski kaki memaksa melangkah untuk pulang tapi tidak dengan hati Imah untuk pulang. Masih sakit rasanya mengingat kejadian setelah pulang terakhri kalinya. Imah pulang untuk menghadiri pesta pernikahan tetangga Imah. Tidak banyak tetangga Imah yang mengenali Imah, mereka menganggap Imah adalah Umi adik kandung Imah yang memiliki wajah mirip dengan Imah. Itulah mengapa Imah selalu tidak nyaman berada di kampung halamannya.
Sejak kelas 1 SMP Imah hidup di Panti Asuhan, karena keadaan keluarganya yang tidak memungkinkan Imah untuk melanjutkan sekolah. Demi melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi Imah rela jauh dari keluarganya, untuk usia Imah yang baru kelas 1 SMP sangatlah berap harus hidup dalam pengasuhan orang lain, sedang orang tua mereka masih hidup. Keberanian, tekad dan semangat Imahlah yang membuat Imah tetap bertahan hingga lulus D3 Teknik Informatika.
Bagi Imah gelar diploma tidaklah ada artinya dibandingkan dengan harus kehilangan keluarganya. Kehilangan dan kehilangan kasih sayang. Terkadang Imah merasa iri kepada adiknya 'Umi', Bukanlah materi yang membuat iri kepada Umi, melainkan saat memasuki tahun ajaran baru Umi dapat mencium tangan Bunda saat berangkat sekolah tetapi tidak dengan  Imah, berangkat sekolah harus mencium tangan orang lain yang dianggapnya sebagai Ibu pengganti Bunda. Saat Ujian Nasional Imah ingin sekali disamping bundanya untuk menemani belajarnya.
Suatu ketika saat penerimaan rapot ditingkat SMP Imah ingin membuat Bundanya tersenyum, Imah ingin Bundanya menghadiri pertemuan wali murid tersebut, tapi apa yang didapatkan oleh Imah, Setelah Imah meneteskan air mata di depan Bunda, Bunda baru mau datang.
Imah : "Bunda besok datang ya ke sekolah Imah, besok Imah perpisahan."
Bunda : "Emangnya Bapak asuh kamu gak bisa datang? besok juga ada wali murid an di sekolah Umi"
Hati Imah terasa teriris mendengar jawaban dari Bundanya. Dengan bernafas panjang Imah menahan tangis.
Imah : "Datang juga Bunda, tapi Imah pengen Bunda yang dateng?"
Bunda: "Bunda gak ada yang nganter ke sekolah Imah?"
Dengan mata berkaca-kaca Imah menjawab: "Sebenarnya Bunda mau datang apa nggak,  Imahkan juga anak Bunda bukan Umi aja!, kalau Bunda mau datang besok Imah jemput naek sepeda gakpapa Imah sanggup."
Pagi- pagi sekali dari Panti Imah mengayuh sepeda dengan sekuat tenaga dan  berharap Bunda bersedia menghadiri perpisahan Imah menuju rumah Imah yang berjarak sekitar 4km. Sedangkan jarak rumah Imah menuju sekolah sekitar 4 km.
Tak sia-sia pengorbanan Imah. Akhirnya Bunda mau datang juga. Sepeda yang dikayuh semula terasa berat menjadi ringan meski beban bertambah 1 orang wanita dewasa.
Imah mersa senang karena tidak hanya Bundanya saja tetapi juga Bapak asuhnya yang datang dalam acara perpisahan. Acara demi acara telah dilalui tiba saatnya pengumuman siapa-siapa saja yang menjadi siswa berprestasi. Mereka menyebutkan nama siswa beserta walinya, setiap kali nama Imah terpanggil membuat Bunda Imah meneteskan air mata bahagia. Bunda terharu karena setiap kali dipanggil nam Imah terpanggil pula nama suaminya yang tidak pernah peduli dengan keadaan keluarganya.
Imah : "Bunda makasih udah mau datang ke Sekolah Imah, ini semua hadiah buat Bunda, itulah mengapa Imah paksa Bunda datang ke Sekolah Imah, Imah sudah tahu dari wali kelas Imah kalu Imah mendapat juara 1  Nilai Raport kelas pararel, juara 1 nilai UAS kelas pararel dan juara 2 nilai UN kelas pararel. Imah nggak pernah minta apa-apa dari Bunda, Imah hanya ingin Bunda lebih memerhatikan Imah seperti Bunda memerhatikan Umi, meskipun Imah jauh dari Bunda tapi Imah selalu berdo'a untuk Bunda, setiap mau belajar Imah Ingat Bunda, mau berangkat sekolahpun Imah cuma bisa mengingat Bunda padahal Imah Ingin sekali cium tangan Bunda setiap mau berangkat ke Sekolah. Bunda Imah sayang Bunda."
Merekapun berpelukan dengan berlinangan air mata bahagia.
Imah : "Bunda, Aku tahu Bunda memasukkan aku ke dalam Panti Asuhan karena Bunda sayang sama Imah, Bunda Ingin Imah jadi orang yang sukses, orang yang berpendidikan, Bunda pengen lihat Imah pake baju toga suatu saat nanti. Aku tahu itu Bunda."
Mengingat kejadian itu, Imah merasa harus menepati janjinya untuk pulang bertemu dengan Bundanya. Bagi Imah baju toga bukanlah akhir dari pendidikan. Masih banyak pendidikan-pendidikan dan pembelajaran dalam hidup ini. Hidup di Panti Asuhan bukanlah suatu hal yang harus di kasihani, diremehkan ataupun juga dikucilkan. Karena mereka punya hak yang sama yaitu kasih sayang, perhatian dari orang-orang yang disayangi dan dicintainya. Hanya saja mereka ditempat yang berbeda, tempat yang lebih mengajarkan pada mereka untuk menjadi pribadi yang lebih tegar, mandiri dan siap memimpin dunia. Dengan kasih sayang dari sesorang Ibu atau Bapak pengasuh sebagai ganti orang tua yang jauh dari mereka. Menjadi seorang pengasuh diusia muda, adalah sebuah pembelajaran bagi Imah.

Kamis, 18 Oktober 2012

tugas_satu matakuliah aplikasi mobile_lusi andayani_5tib

Lusi Andayani
10010040
Teknik Informatika 5B
Tugas_satu Aplikasi Mobile
************************************************************

Berikut akan di jelaskan bagaiman cara membuat program android sederhana dengan GUI.(menggunakan eclipse)
Cara Kerja Program:
Bila text view dimasukkan nama orang dan kemudian  tombol simpan ditekan maka nama orang yang di masukkan  tersebut ditambahkan kedalam  ListView.

Langkah-langkah
1 .Buka Eclipse kemudian buat project dengan cara pilih new --> pilih aplication android project.






2.nama android aplication Name= Tugas_satu_lusi
   nama package = net.tugas_satu.lusi
   Min SDK Version 8 (Froyo)



3.Pada project  Tugas_satu_lusi --> res --> layout--> Activitymain.xml  ketikkan script di bawah ini.






  xmlns:tools="http://schemas.android.com/tools"
    android:layout_width="fill_parent"
    android:layout_height="fill_parent" >
            android:id="@+id/input"
        android:layout_width="fill_parent"
        android:layout_height="wrap_content"
        android:layout_alignParentTop="true"
        android:stretchColumns="1">
           
                            android:layout_width="fill_parent"
                android:layout_height="wrap_content"
                android:text="Save"/>
       

   

            android:id="@+id/list"
        android:layout_width="fill_parent"
        android:layout_height="wrap_content"
        android:layout_alignParentBottom="true"
        android:layout_below="@id/input">
    
                    
        
4.Pada project  Tugas_satu_lusi --> src --> net.tugas_satu.lusi--> MainActivity.java  ketikkan script di bawah ini.

import android.os.Bundle;
import android.app.Activity;
import java.util.ArrayList;
import java.util.List;
import android.view.View;
import android.widget.AdapterView;
import android.widget.ArrayAdapter;
import android.widget.Button;
import android.widget.EditText;
import android.widget.ListView;
import android.widget.Toast;
import android.widget.AdapterView.OnItemClickListener;


public class MainActivity extends Activity {
    List model = new ArrayList();
    ArrayAdapter adapter = null;
    Button save ;
    EditText nama;
   

//untuk menampung mahasiswa
 
    public class mahasiswa {
        private String nama="";
           
            public void setnama(String nama){
                this.nama = nama;
            }
            public String getnama(){
                return(nama);
            }
            public String toString(){
                return(getnama());
            }

        }
    @Override
    public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {
        super.onCreate(savedInstanceState);
        setContentView(R.layout.activity_main);
        

//---- Button Save
        save = (Button)findViewById(R.id.save);
        save.setOnClickListener(new Button.OnClickListener() {
           
            public void onClick(View v) {
                // TODO Auto-generated method stub
                mahasiswa m = new mahasiswa();
                nama = (EditText)findViewById(R.id.nama);
                m.setnama(nama.getText().toString());
                adapter.add(m);
            }
        });


//----List View 
        ListView ls = (ListView)findViewById(R.id.list);
        adapter = new ArrayAdapter(this,android.R.layout.simple_list_item_1,model);
        ls.setAdapter(adapter);
        ls.setOnItemClickListener(onItemClick);
       
    }
    OnItemClickListener onItemClick = new OnItemClickListener(){
        
        public void onItemClick(AdapterView arg0, View arg1, int arg2,
        long arg3) {
        Toast.makeText(getBaseContext(), "Anda memilih "+
        nama.getText(), Toast.LENGTH_SHORT).show();
        }
        };

    }


5. Coba running project tersebut dengan cara klik kanan project--> run as --> Android Aplication

6.Masukkan nama mahasiswa pada form yang telah di sediakan misalkan , memasukkan nama lusi kemudian klik tombol save, maka nama tersebut akan di simpan dalam view list









Demikinlah proses pembuatan program android sederhana,, semoga bermanfaat,,,
^_^ Selamat Mencoba ....! ^_^